
Apa tantangan utama yang Anda hadapi saat merancang Barua Residence?
Struktur utama rumah ini terdiri dari sebelas rangka portal glulam yang membentuk volume utama bangunan. Glulam, atau glued laminated timber, adalah bentuk dari mass timber yang dikenal karena kekuatan strukturalnya dan jejak karbon yang rendah, dengan kekuatan yang sebanding dengan baja. Karena mass timber masih tergolong baru di India, kami menginvestasikan banyak waktu untuk memahami aspek teknisnya secara mendalam dan mencari cara terbaik untuk mengadaptasinya dalam konteks lokal India.

Kami harus mendorong penggunaan mass timber dari tahap konsep hingga tahap konstruksi tanpa mengorbankan kualitas. Setiap sambungan, angkur, dan detail dirancang sejak awal melalui koordinasi yang ketat antara tim desain, teknik, dan manufaktur, sehingga tidak ada masalah di lapangan. Artius memungkinkan pembangunan rumah pantai dua lantai dengan sistem post-and-beam ini. Rumah ini diprefabrikasi di fasilitas Artius di Gurugram dan dirakit di lokasi hanya dalam 30 hari oleh tim ramping mereka yang terdiri dari sembilan orang.
Angkur tiang yang dirancang secara presisi menghubungkan rangka kolom-balok glulam ke pondasi beton, menciptakan struktur yang kuat, efisien, dan menarik secara visual. Pondasi rumah juga dirancang agar selaras dengan kemiringan alami lahan, sehingga dampaknya terhadap lingkungan pesisir dapat diminimalkan tanpa mengorbankan stabilitas struktural—terutama penting mengingat iklim tropis di Goa.

Apa pandangan Anda tentang masa depan struktur rangka portal glulam di India?
Mass timber bukanlah solusi ajaib untuk keberlanjutan, tetapi merupakan langkah nyata ke arah yang benar. Selama lebih dari satu abad, beton telah menjadi material dominan dalam konstruksi, dan itu masuk akal—beton kuat, tahan lama, dan hemat biaya. Namun, emisi karbon dari produksinya kini menjadi perhatian besar yang tidak bisa lagi diabaikan. Sudah saatnya terjadi pergeseran.
Proyek-proyek baru, terutama rumah tinggal, bisa menjadi tempat untuk eksperimen berskala kecil menggunakan material dan teknologi bangunan baru yang mengoptimalkan konstruksi dan mengurangi emisi karbon. Bayangkan sebuah bangunan seperti kit of parts—kolom, balok, modul—yang bisa dibongkar pasang, dipindahkan, dan digunakan kembali dalam 50 atau 70 tahun ke depan. Di sinilah mass timber unggul. Ia fleksibel, adaptif, dan jauh lebih siap menghadapi masa depan dibandingkan beton.

Sebagai proyek perintis hunian berkelanjutan, upaya apa yang dilakukan untuk memperkuat dampak Barua Residence dan mempromosikan desain berkelanjutan di India?
Banyak digunakan di negara seperti Kanada dan Jepang sebagai alternatif berkelanjutan, mass timber masih belum banyak dijajaki di India. Melalui Timber Residence, kami ingin mengubah hal itu—merintis penggunaannya dalam arsitektur hunian di India dan membayangkan ulang seperti apa kehidupan modern yang ramah lingkungan. Jika ingin menjadi hijau, Anda harus berani, karena pendekatan yang terlalu halus tidak akan mengubah persepsi. Proyek ini telah mulai mendapatkan pengakuan sebagai solusi yang visioner dan bertanggung jawab secara lingkungan.
Dalam semua pekerjaan kami, kami sangat sadar akan pola konsumsi kami. Kami aktif dalam diskusi mengenai isu-isu penting seperti pertumbuhan populasi, optimalisasi sumber daya, dan bagaimana kita bisa membangun untuk planet ini, bukan melawannya. Bagi kami, ini adalah soal menemukan keseimbangan antara inovasi, teknologi, dan fleksibilitas yang saling mendukung untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang.

Apa fokus inti desain dari Architecture Discipline?
Di Architecture Discipline, kami bercita-cita menciptakan lingkungan yang memicu kebahagiaan dan rasa optimisme terhadap masa depan, serta memberikan nilai bagi kehidupan dan pekerjaan manusia. Karya kami didorong oleh pendekatan berbasis konteks yang rasional dalam proses ideasi, kemudian dikembangkan melalui sudut pandang teknis yang kuat dengan fokus pada fleksibilitas dan daya tahan jangka panjang. Portofolio kami mencakup berbagai jenis proyek, termasuk desain interior, hunian, ruang kerja, ritel, perhotelan, serta proyek urban dan komersial berskala besar.
Photographer: Jeetin Sharma, Studio Charuau, and Ranjan Sharma