Rumah yang Tenang Dibentuk oleh Topografi

Proyek hunian ini lebih dari sekadar sebuah rumah. Ia merupakan dialog yang terjalin antara topografi, material, dan tindakan berhunian. Alih-alih hanya menjawab kebutuhan fungsional, arsitektur di sini menafsirkan tapak dan menerjemahkannya menjadi pengalaman sehari-hari yang tenang. Di sini, ruang, cahaya, dan waktu mengalir secara alami, menghadirkan tempat peristirahatan yang sekaligus terasa membumi dan transenden.

Hunian yang Lahir dari Kepekaan terhadap Tempat

Rumah menghadirkan pengalaman sehari-hari yang tenang, di mana ruang, cahaya, dan waktu menyatu secara alami.

Sejak awal, para klien — sepasang suami istri yang bekerja di bidang pendidikan dan energi — menunjukkan kepekaan terhadap arsitektur. Bagi mereka, arsitektur bukan hanya soal tempat berlindung, tetapi juga disiplin, budaya, dan pengalaman hidup. Visi mereka jelas: menciptakan rumah dengan garis kontemporer yang seimbang antara kesederhanaan dan ekspresi. Mereka mendambakan hunian di mana hubungan dengan ruang luar, kesederhanaan gestur, serta keaslian material menjadi elemen mendasar.

Aspirasi ini menuntun arsitek untuk merancang rumah yang menghormati konteksnya sekaligus menghadirkan tempat beristirahat yang unik dan berorientasi ke dalam. Alih-alih mendominasi tapak, rumah ini justru muncul darinya, mengikuti lereng alami dan merangkul ketenangan lanskap sekitar.

Konsep Arsitektur: Memperpanjang Dinding

Proyek ini lahir dari dialog antara topografi, material, dan tindakan berhunian.

Konsep arsitektur ini berakar pada perpanjangan dinding penahan yang sudah ada di batas barat lahan. Elemen padat dan struktural ini menjadi gestur utama dari keseluruhan proyek. Dinding tersebut tidak hanya mendefinisikan tepi lahan, tetapi juga menetapkan elevasi bangunan dan membentuk platform yang ditinggikan sebagai alas rumah berdiri dengan anggun.

Dengan menghormati morfologi urban di sekitarnya, proyek ini memungkinkan sebagian besar program hunian berkembang di satu lantai sejajar taman. Pendekatan ini menjaga pembacaan dua lantai yang menjadi ciri khas bangunan tetangga, sehingga rumah ini selaras dengan lingkungannya tanpa kehilangan identitas.

Rumah kontemporer yang menekankan kesederhanaan gestur dan keaslian material.

Keputusan untuk mengarahkan rumah ke dalam adalah pilihan yang disengaja. Organisasi ruang berpusat pada taman yang teduh, sebuah patio kontemplatif yang dibingkai oleh dinding penahan utara. Orientasi ke dalam ini menumbuhkan privasi, keheningan, dan keintiman — kualitas yang menjadikan rumah sebagai sebuah tempat perlindungan di tengah jaringan perkotaan.

Ruang sebagai Pengalaman

Salah satu kualitas paling mencolok dari rumah ini adalah cara ruang diatur dengan kejelasan dan tujuan. Lantai bawah, yang sebagian tertanam dalam tanah, menampung ruang-ruang penunjang, sementara lantai atas menjadi area utama hunian. Tata letak ini membedakan zona sosial dari zona privat, namun tetap menjaga setiap ruang memiliki hubungan erat dengan luar.

Beton terekspos yang kasar dan jujur mendefinisikan struktur dan skala.

Khususnya, area sosial meluas tanpa batas ke arah taman. Batas antara interior dan eksterior larut, menciptakan transisi yang mulus antara arsitektur dan lanskap. Integrasi ini bukan hanya fisik, melainkan juga pengalaman — setiap momen di rumah ini terhubung dengan ritme cahaya, bayangan, serta perjalanan waktu.

Materialitas sebagai Bahasa Arsitektur

Materialitas di sini lebih dari sekadar konstruksi — ia hadir sebagai bahasa arsitektur itu sendiri. Beton terekspos, kasar dan jujur, mendefinisikan struktur sekaligus menetapkan skala rumah. Kehadirannya menyampaikan kesan soliditas dan keteguhan, menambatkan bangunan ke tanah.

Organisasi ruang tersusun mengelilingi taman yang teduh.

Kayu yang dimodifikasi secara termal menghadirkan kehangatan dan tekstur, menyeimbangkan kekasaran beton dengan keintiman taktil. Travertine, yang dipilih dengan cermat karena keanggunan abadi, mempertegas keseluruhan rumah dengan kesederhanaan dan keteguhan. Setiap material digunakan secara autentik, dirayakan apa adanya, dan dipadukan untuk menciptakan palet yang sederhana namun ekspresif.

Dengan demikian, rumah ini menjadi studi tentang kontras: antara kekasaran dan kehalusan, antara keberlanjutan dan kefanaan, antara kesederhanaan dan emosi. Material itu sendiri mewujudkan dialog antara arsitektur dan waktu.

Retret ke Dalam, Keterhubungan ke Luar

Rumah berorientasi ke dalam, mencari rasa perlindungan.

Meskipun rumah ini berorientasi ke dalam demi privasi, ia tidak pernah benar-benar terpisah dari lingkungannya. Sebaliknya, ia menciptakan rasa peristirahatan yang justru memperkuat kesadaran akan tempat. Taman yang terlindung menjadi pusat kehidupan sehari-hari — sebuah patio tenang nan kontemplatif, di mana cahaya berubah mengikuti jam dan musim.

Dualitas inilah yang mendefinisikan proyek: berorientasi ke dalam untuk perlindungan dan perenungan, namun menjangkau keluar melalui kejujuran material dan penghormatan terhadap tapak. Ia merupakan sintesis antara membangun dan berhunian, antara arsitektur dan lanskap, antara bentuk dan suasana.

Dialog antara Topografi, Material, dan Hunian

Organisasi ruang mengaburkan batas antara dalam dan luar.

Pada intinya, proyek ini adalah sebuah perenungan arsitektural tentang dialog antara topografi, material, dan hunian. Dinding penahan menambatkan rumah ke lereng tapak, sementara penggunaan beton terekspos, kayu, dan batu menerjemahkan keberlanjutan lanskap menjadi bentuk bangunan.

Tindakan berhunian di rumah ini juga menjadi dialog — antara penghuni dengan lingkungannya, antara ritme keseharian dengan kualitas abadi material dan cahaya. Arsitektur mengajak penghuninya untuk melambat, merasakan ruang bukan hanya sebagai fungsi tetapi juga sebagai suasana.

Lebih dari Program, Sebuah Pengalaman

Rumah ini dirancang oleh arsitek Nuno Filipe Azevedo and Vitor Manuel Oliveira.

Rumah ini lebih dari sekadar kumpulan ruang. Ia adalah sebuah latihan sintesis: antara membangun dan berhunian, antara kesederhanaan dan ekspresi, antara arsitektur dan waktu. Dengan menafsirkan ulang dinding yang sudah ada, selaras dengan topografi, dan merangkul kejujuran material, proyek ini menjelma menjadi interpretasi tempat yang tenang dan penuh rasa.

Bagi para penghuninya, rumah ini menawarkan lebih dari sekadar tempat berlindung; ia menawarkan cara berdiam di dunia — di mana arsitektur menjadi dialog yang hidup, dan kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan puisi ruang, cahaya, dan waktu yang tenang.

See more images in the gallery below

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Project name: Habitação CL
Architecture Office: Artequitectos
Main Architect: Nuno Filipe Azevedo and Vitor Manuel Oliveira

Architectural Photographer: Ivo Tavares Studio

Location: Portugal
Year of conclusion: 2024
Total area: 500,00m2

Builder: Construpovoa, Lda.
Light Design: Artequitectos / Eng.º Miguel Nuno Ferreira Andrade
Engineering, Fluids Engineering, Thermal Engineering: PN10 Engenharia, Lda.
Interior Design: Alberto Sousa, Interiores
Acoustic Design: Ambiestudos, Lda.

READ MORE

error:
id_IDIndonesian