Lanskap Retret Bernuansa Jepang di Hillsborough

Spiegel Aihara Workshop (SAW) merancang lanskap rumah di Hillsborough, California. Timnya berhasil mengubah halaman yang sebelumnya padat dan rimbun menjadi area retret bernuansa Jepang nan sejuk.

Proyek ini menghidupkan kembali dan menonjolkan tanaman lama yang berharga melalui sentuhan elemen lanskap baru. Upaya ini sekaligus membentuk jalur-jalur baru dan batas area yang mendukung fungsi tambahan di properti ini.

Halaman yang sebelumnya padat dan rimbun diubah menjadi area retret bernuansa Jepang nan sejuk.

Para pemilik rumah baru saja menambahkan ADU (Accessory Dwelling Unit) kaca yang berdiri bebas di bagian belakang properti, tepat di sudut yang sebelumnya kurang dimanfaatkan dan tertutup pagar. Jika dahulu pintu utama rumah menjadi pusat orientasi properti, kini kehadiran ADU; yang berfungsi sebagai kantor dan studio, telah menggeser titik utama ke area luar ruangan di antara ADU dan rumah utama.

ADU kaca yang berfungsi sebagai kantor dan studio.

Arsitek lanskap kemudian merancang sebuah halaman minimalis namun ramah untuk ADU. Halaman yang berpusat pada Weeping Maple berusia 50 tahun yang menjadi penemuan tak terduga di balik kerimbunan sebelumnya.

Berdasarkan studi garis pandang antar bangunan, tim arsitek tetap mempertahankan pohon melaleuca yang berada di antara ADU dan rumah utama. Tujuannya menjaga privasi kamar tidur rumah utama. Sebuah jalan setapak dari ADU menuju pintu masuk formal di bagian belakang properti dibatasi dengan pohon Japanese Maple.

Halaman minimalis ADU yang berpusat pada Weeping Maple berusia 50 tahun.

Pohon Weeping Maple yang megah itu dipertahankan melalui pemangkasan hati-hati dan perlindungan dengan dinding kayu lapis selama proses pembangunan ADU. Tim lanskap menambahkan batu kerikil, pakis, dan rerumputan di sekelilingnya untuk menonjolkan batang serta cabang pohon yang berkelok-kelok, serta dedaunan halus bergerigi yang akan berubah menjadi merah menyala di musim gugur.

Pohon Weeping Maple mendominasi pemandangan melalui jendela kaca besar.

Dari dalam ADU, pohon ini mendominasi pemandangan jendela kaca besar. Ia menjadi titik fokus skulptural yang menawan. Di luar area maple, tanaman lomandra berwarna chartreuse menghiasi tembok batu kering yang rapi di tepi lapangan rumput. Tanaman ini berpadu kontras dengan rumpun mondo grass hijau tua di sekitar bongkahan batu besar.

Pohon Dogwood yang anggun berdiri di antara bunga-bunga halus Japanese anemones dan alang-alang cape rush di dekat pintu masuk rumah utama. Pohon ini menjadi penyeimbang lembut dari kesan dramatis pohon maple di pintu masuk ADU.

Pohon Weeping Maple menjadi titik fokus skulptural menawan.

Selain menggeser pusat orientasi properti, desain lanskap ini juga berperan dalam menegosiasikan ulang batas area. Para pemilik rumah juga memiliki properti yang bersebelahan, yang mereka sewakan kepada penyewa. Kedua rumah berbagi akses jalan masuk dan pagar, dengan dua pintu masuk terpisah. Satu pintu menuju jalur pejalan kaki ke ADU, dan satu lagi menuju properti penyewa.

Kedua rumah berbagi akses jalan masuk dan pagar dengan dua pintu masuk terpisah.

Beberapa jenis tanaman, termasuk Chinese Elm, Maple Jepang, pakis pohon, pakis rantai raksasa, dan rumput Lomandra, dibiarkan menjuntai melewati pagar depan kayu berjajar yang juga dirancang oleh SAW. Tanaman menjuntai ini menciptakan kesinambungan sekaligus memberi kesan hubungan antara kedua rumah. Kehadirannya juga memberikan bayangan yang mengundang terhadap taman lanskap di dalamnya.

Landscape Architecture: SAW (Megumi Aihara, Sharon Ling, Avery Sell)
ADU Architect: Russell Zeidner
Landscape Contractor: Ideal Landscape
Dry Stacked Stone Wall: Raul Campos Landscapes
General Contractor: Design Line Construction

Photographer: Mikiko Kikuyama

READ MORE

error:
id_IDIndonesian